This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday, May 20, 2013

Fungsi Unik Yang Tersembunyi Dari Flashdisk

Fungsi Unik Yang Tersembunyi Dari Flashdisk - Sebuah alat penyimpanan mobile bernama Flashdisk tentu saja sudah sangat Anda kenal. Perangkat ini biasa digunakan untuk menyimpan atau memindahkan data dari komputer ke komputer lainnya.
Namun, tak banyak orang yang mengetahui bahwa flashdisk ternyata memiliki fungsi tersembunyi, misalnya mengunci dan membuka komputer, atau bahkan meningkatkan kinerja komputer Anda.
Berikut ini empat fungsi tersembunyi yang bisa dilakukan oleh USB Flashdisk dengan komputer windows Anda :
1. Mengunci dan Membuka Komputer
Flash disk dapat digunakan sebagai sebuah “kunci” untuk mengunci dan membuka perangkat komputer Anda. Seperti dalam sebuah film fiksi, Anda cukup mecolokkan flash disk untuk membuka, dan ketika flash disk dicabut maka seketika komputer PC akan otomatis terkunci (locked).
Untuk menggunakan fungsi ini, Anda harus memasang aplikasi bernama Predator. Fitus tersembunyi flashdisk ini akan berfungsi layaknya lock Function manual windows, hanya saja jika menggunakan flash disk Anda tak perlu repot-repot memasukkan kata kunci.
2. Menghubungkan ke jaringan Wi-Fi secara cepat
Flash disk ternyata bisa digunakan untuk menghubungkan (connect) komputer ke jaringan Wi-Fi secara cepat sesegera mungkin tanpa harus memasukkan kata kunci (password) berulangkali. Hal ini dimungkinkan karena windows mempunyai fitur yang bisa menyimpan nama jaringan Wi-Fi yang telah digunakan. Kemudian data tersebut bisa kita simpan di flash disk dengan cara klik ikon wireless klik kanan Wi-Fi yang baru saja digunakan – properties. Perhatikan Tab Connection, klik link Copy this network profile to a USB Flash drive klik Next, maka seketika windows akan menyalin konfigurasi dan pengaturan profile tersebut ke flash disk.
Untuk menggunakan di komputer lain, colokkan flash disk dan double klik file setup SNK.exe maka profil jaringan akan segera terinstal dan komputer sudah siap untuk dikoneksikan.
3. Meningkatkan kecepatan komputer
Flash disk juga bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja kmputer yang lambat. Dengan bantuan sebuah aplikasi yang bernama readyboost. Jika kinerja hard disk lebih lambat dari flah disk Anda, readyboost akan membaca cache file yang sering dibuka dari flash disk, sehingga bisa meningkatkan kecepatan komputer.
4. Menginstall webserver portable
Memiliki web server yang bisa dibawa ke mana mana tentu saja mengasyikan, hal itulah yang bisa Anda lakukan dengan flash disk. Sebab flash disk dapat digunakan untuk web server portable. dengan menginstall server2go pada flash disk, Anda bisa menjalankan web server dengan cepat di komputer manapun tanpa harus melakukan instalasi lagi. Jika Anda seorang web developer, tentu saja ini akan sangat membantu sebab Anda bisa melakukan presentasi di mana saja dengan web server di kantong Anda.
semoga Fungsi Unik Yang Tersembunyi Dari Flashdisk dapat menambah pengetahuan anda.

Wednesday, May 15, 2013

Mengungkap Sejarah Kematian Soekarno (Presiden RI yang pertama)

“Kematian Bung Karno sengaja diatur terjadi pada 1970, agar Pemilu Indonesia di 1971 yang merupakan pemilu pertama yang digelar pemerintahan Orde Baru, dapat terlaksana. Pelaksanaan Pemilu 1971, secara politis tidak terkendala.” (Ratna Sari Dewi Soekarno a.k.a. Naoko Nemoto)

Ratna Sari Dewi Soekarno, sudah lama tidak terdengar. Salah satu hal menarik dari wanita asal Jepang itu, setiap kehadirannya di Jakarta selalu menciptakan berita.

Kalau bukan soal kecantikan, yah pernyataannya. Dewi saat ini sudah berusia 72 tahun, lahir 6 Februari 1940. Tapi penampilannya belum seperti nenek-nenek.

Ia masih berdandan seperti wanita berusia 40-an tahun atau setengah abad. Dandanannya masih tetap trendy dan sisa kecantikannya belum hilang.

Ketika demam Soekarno kembali muncul di Indonesia pada 1988 Dewi Soekarno pernah membuat pernyataan yang cukup mengejutkan.

Menurut dia, suaminya, Soekarno (Bung Karno) yang juga Proklamator RI, meninggal secara tidak wajar.

Kata wanita asal Jepang yang bernama asli Naoko Nemoto itu, kematian Bung Karno sengaja diatur terjadi pada 1970, agar Pemilu Indonesia di 1971 yang merupakan pemilu pertama yang digelar pemerintahan Orde Baru, dapat terlaksana. Pelaksanaan Pemilu 1971, secara politis tidak terkendala.

Dewi menjelaskan, akan sangat janggal bagi penglihatan dunia internasional jika Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto menggelar Pemilu di 1971.

Sebab pada saat itu, Indonesia tengah memiliki Presiden Kembar: Soekarno (de jure) dan Soeharto (de facto). Oleh karena itu sebelum Pemilu 1971, Soekarno harus disingkirkan (dilenyapkan).


Soeharto dilantik menjadi presiden setelah mengeluarkan Supersemar ke presiden Sukarno

Pernyataan Dewi itu merupakan salah satu penggalan dari wawancaranya dengan Tabloid Detak. Media yang dikelolah Eros Djarot, sutradara film yang dikenal dekat dengan puteri Bung Karno, Megawati pada saat itu, tidak berusia panjang.

Tabloid yang diterbitkan dari Gedung Prioritas, Jl.Gondangdia Lama, Jakarta, tempat Surya Paloh menerbitkan harian Prioritas dan majalah Vista ketika itu, kemudian menghentikan penerbitannya dan sebagian krunya lalu meluncurkan media internet Detik Dotkom.





Dewi Sukarno a.k.a. Madame Syuga saat muda
Pernyataan Dewi tersebut tidak berhenti di situ. Ia menuduh, sebelum meninggal, rezim militer sengaja mengisolasi Soekarno di Wisma Yaso, sekarang Museum Mandala di Jl Gatot Subroto, Jakarta.

Pengucilan dimaksudkan agar suaminya itu mengalami kehidupan yang stress.

Setelah itu ada alasan untuk membawa Bung Karno ke rumah sakit.

Tapi Dewi yang saat Bung Karno menjalani kehidupan sebagai tahanan rumah sedang mengasingkan diri di Paris, Prancis mengaku, mendapatkan informasi tentang keadaan Bung Karno setelah ia mewawancarai para pembantu yang merawat almarhum.

“Bapak (Soekarno) meronta dan berteriak-teriak bahwa dia tidak sakit, ketika sejumlah dokter yang dikawal militer menjemputnya untuk dibawa ke rumah sakit,” berkata Dewi kepada Tabloid Detak.

Pernyataan Dewi itu secara resmi tidak perah dibenarkan ataupun dibantah oleh pemerintahan Orde Baru. Namun isunya kemudian tenggelam dan dilupakan orang begitu saja.

Tapi boleh jadi akuntabilitas Dewi sebagai sumber berita melemah, sebab prilaku Dewi di masyarakat pun, banyak yang tidak patut.

Di 1992, Dewi dilaporkan pernah berkelahi di sebuah pesta dengan anak bekas Presiden Filipina, Minnie Osmena.

Dewi melempar wajah sosialita yang tinggal di Amerika Serikat itu dengan gelas anggur menyebabkan wajah wanita asal Filipina itu harus mendapat jahitan pengobatan. Dewi sendiri harus meringkuk di penjara California selama 37 hari.


Tidak lama berselang, pada 1994 Dewi meluncurkan sebuah buku yang berisikan foto-foto tubuhnya yang tidak dibalut oleh sehelai benangpun. Juga ada bagian-bagian yang diberi gambar tatoo.

Buku yang diberi judul Madame De Syuga itu seperti melunturkan reputasinya sebagai isteri Proklamator RI.

Walaupun buku itu dilarang beredar di Indonesia, tetapi gara-gara sebagian isinya dikutip majalah What’s On Jakarta pengutipan itu mengakibatkan citra Dewi di Indonesia menjadi kurang baik.

Dewi sendiri berdalih bahwa bukunya tidak berisikan gambar ****o, melainkan sekadar menggambarkan bahwa wanita yang sudah berusia hampir setengah abad pun masih bisa memiliki tubuh yang indah, sexy dan menarik.

Namun dalihnya tak bisa menghapus kesan negatif tentang dirinya.

Pada 2001, saat Megawati Soekarnoputri, anak tirinya, baru saja menjadi Presiden RI, Dewi berkomentar singkat “Saya kira, Megawati secara berangsur melakukan apa yang bisa dia lakukan,” katanya.

“Hanya saja memang tidak mudah bagi seorang wanita untuk menjadi Presiden di negara yang mayoritas penduduknya pemeluk agama Islam”.

Pernyataan Dewi tersebut sulit ditafsirkan apakah ia mendukung atau meremehkan kemampuan Megawati selaku Presiden RI atau bagaimana?

Sulit ditafsirkan karena dari bahasa tubuhnya, di sisi lain, putri tunggal kesayangannya Kartika Soekarno, sangat lengket dengan keluarga Teuku Umar (Mega-Taufiq). Kedekatan Kartika dengan keluarga Teuku Umar terlihat dari beberapa peristiwa.


Sutan Sjahrir, Sukarno dan Hatta

Kartika ikut serta dalam rombongan Presiden Megawati yang melakukan lawatan ke luar negeri.

Kartika selalu bersama Puan Maharani, putri Mega dan Taufiq.

Mereka duduk di kabin kepresidenan. Terpisah dari kabin kelas bisnis yang diduduki rombongan Menteri, Anggota DPR dan para Pemimpin Redaksi.

Pada 2007, ketika Mega sudah menjadi mantan Presiden dan Kartika menikah di Belanda, Megawati secara khusus diundang.

Tapi yang mengudang Mega bukan Dewi sebagai orangtua. Melainkan Kartika dan suaminya. Dewi sendiri saat ini menetap di kawasan Shibuya, Tokyo, Jepang. Kalau sedang berada di Jakarta, jarang sekali atau bahkan tidak pernah nampak berkumpul dengan keluarga Soekarno.

Tapi sekalipun begitu bukan Dewi Soekarno, kalau kehadirannya tanpa berkumpul dengan keluarga Soekarno, lalu berlalu tanpa pemberitaan media massa.


Sukarno speech

Dewi seakan punya kiat, setiap kali berada di Jakarta akan selalu menarik media untuk meliput atau mewawancarainya.

Dewi seperti punya Public Relations Officer Profesional yang pintar mengatur acaranya di Jakarta agar tidak dilewatkan oleh media begitu saja. Pada hari Minggu 13 Mei 2012 pukul 06:30, Dewi muncul di program TalkIndonesia, MetroTV.

Dalam acara berbahasa Inggris yang dipandu Dalton Tanonaka, bekas presenter CNN tersebut, Dewi diajak berbicara tentang bagaimana seharusnya seorang Presiden RI berperan atau berprilaku.

Dalton, warga Amerika keturunan Jepang itu juga menghadirkan Ayu Saraswati, seorang artis yang diberi label sebagai keponakan Prabowo Subianto, sosok yang mengklaim sebagai pengagum Soekarno sekaligus salah seorang kontender dalam Pilpres 2014.



Saat talk show berlangsung dan muncul gambar Soekarno yang disusul Presiden SBY, terdapat sejumah pernyataan yang membandingkan era sekarang dengan masa kepemimpinan Soekarno.

“Indonesia secara ekonomi masih tergolong negara miskin. Tapi di era Soekarno, Indonesia disegani oleh bangsa-bangsa lain.” jelasnya.

Di era itu, kalau Presiden berbicara, rakyat mendengar apa yang dikatakan oleh pemimpinnya. Sekarang tidak !” Dewi menambahkan.

Dewi melalui di stasiun TV milik Surya Paloh, yang isterinya blasteran Jepang itu, seakan menyindir Presiden SBY dan kepemimpinanya.

***

Dalam sebuah surat semi puisi yang ditulis Bung Karno tanggal 6 Juni 1962, salah satu bagiannya yang sangat lembut, romantis, sekaligus menggemparkan berbunyi:

“Kalau aku mati, kuburlah aku di bawah pohon yang rindang. Aku mempunyai seorang istri, yang aku cintai dengan segenap jiwaku. Namanya Ratna Sari Dewi. Kalau ia meninggal kuburlah ia dalam kuburku. Aku menghendaki ia selalu bersama aku.”

PEMERKOSAAN MASSAL MEI 1998 (Clara Atawa Wanita yang Diperkosa)

CLARA atawa Wanita yang Diperkosa
oleh Seno Gumira Ajidarma

Barangkali aku seorang anjing. Barangkali aku seorang babi*) – tapi aku memakai seragam. Kau tidak akan pernah tahu siapa diriku sebenarnya.
Di hadapanku duduk wanita itu. Rambutnya dicat merah. Coklat sebetulnya. Tapi orang-orang menyebutnya merah. Padahal merah punya arti lain bagiku. Sudah bertahun-tahun aku dicekoki pikiran bahwa orang-orang merah adalah orang-orang yang berbahaya.
Jadi, aku tidak perlu percaya kepada wanita ini, yang rambutnya sengaja dicat merah. Barangkali isi kepalanya juga merah. Barangkali hatinya juga merah. Siapa tahu? Aku tidak perlu percaya kepada kata- kata wanita ini, meski ceritanya sendiri dengan jujur kuakui lumayan mengharukan.
Dia bercerita dengan bahasa yang tidak mungkin dimengerti. Bukan karena bahasa Indonesianya kurang bagus, karena bahasa itu sangat dikuasainya, tapi karena apa yang dialami dan dirasakannya seolah- olah tidak terkalimatkan. Wajahnya yang cantik sarat dengan luka batin yang tak terbayangkan. Aku hampir-hampir terharu bahkan sebelum dia bercerita. Tidak pernah bisa kubayangkan bahwa manusia bisa mengalami beban penderitaan seberat itu justru karena dia lahir sebagai manusia. Ceritanya terpatah-patah. Kalimatnya tidak nyambung.
Kata-kata bertebaran tak terangkai sehingga aku harus menyambung-nyambungnya sendiri. Beban penderitaan macam apakah yang bisa dialami manusia sehingga membuatnya tak mampu berkata-kata?
Maka cerita yang akan kau dengar ini bukanlah kalimatnya melainkan kalimatku. Sudah bertahun-tahun aku bertugas sebagai pembuat laporan dan hampir semua laporan itu tidak pernah sama dengan kenyataan. Aku sudah menjadi sangat ahli menyulap kenyataan yang pahit menjadi menyenangkan, dan sebaliknya perbuatan yang sebetulnya patriotik menjadi subversif — pokoknya selalu disesuaikan dengan kebutuhan.
Maka, kalau cuma menyambung kalimat yang terputus-putus karena penderitaan, bagiku sungguh pekerjaan yang ringan.
***
Api sudah berkobar di mana-mana ketika mobil BMW saya melaju di jalan tol. Saya menerima telepon dari rumah. ”Jangan pulang,” kata Mama. Dia bilang kompleks perumahan sudah dikepung, rumah-rumah tetangga sudah dijarah dan dibakar. Papa, Mama, Monica, dan Sinta, adik-adikku, terjebak di dalam rumah dan tidak bisa ke mana-mana. ”Jangan pulang, selamatkan diri kamu, pergilah langsung ke Cengkareng, terbang ke Singapore atau Hong Kong. Pokoknya ada tiket. Kamu selalu bawa paspor kan? Tinggalkan mobilnya di tempat parkir. Kalau terpaksa ke Sydney tidak apa-apa. Pokoknya selamat. Di sana kan ada Oom dan Tante,” kata Mama lagi.
Saya memang sering ke luar negeri belakangan ini. Pontang-panting mengurusi perusahaan Papa yang nyaris bangkrut karena utangnya dalam dolar tiba-tiba jadi bengkak. Saya ngotot untuk tidak mem-PHK para buruh. Selain kasihan, itu juga hanya akan menimbulkan kerusuhan. Papa marah-marah. ”Kita tidak punya uang untuk membayar buruh. Selain produksi sudah berhenti, yang beli pun kagak ada. Sekarang ini para buruh hidup dari subsidi perusahaan patungan kita di luar negeri. Mereka pun sudah mencak-mencak profitnya dicomot. Sampai kapan mereka sudi membayar orang-orang yang praktis sudah tidak bekerja?”
Saya masih ngotot. Jadi Papa putuskan sayalah yang harus mengusahakan supaya profit perusahaan patungan kami di Hong Kong, Beijing, dan Macao diperbesar. Tetesannya lumayan untuk menghidupi para buruh, meskipun produksi kami sudah berhenti. Itu sebabnya saya sering mondar-mandir ke luar negeri dan selalu ada paspor di tas saya.
Tapi, kenapa saya harus lari sekarang, sementara keluarga saya terjebak seperti tikus di rumahnya sendiri? Saya melaju lewat jalan tol supaya cepat sampai di rumah. Saya memang mendengar banyak kerusuhan belakangan ini. Demonstrasi mahasiswa dibilang huru-hara. Terus terang saya tidak tahu persis apa yang terjadi. Saya terlalu tenggelam dalam urusan bisnis. Koran cuma saya baca judul-judulnya. Itu pun maknanya tidak pernah jelas. Namun, setidaknya saya yakin pasti bukan mahasiswa yang membakar dan menjarah kompleks perumahan, perkotaan, dan mobil-mobil yang lewat. Bahkan bukan mahasiswa pun sebenarnya tidak ada urusan membakar-bakari rumah orang kalau tidak ada yang sengaja membakar-bakar.
Saya tancap gas. BMW melaju seperti terbang. Di kiri kanan jalan terlihat api menerangi malam. Jalan tol itu sepi, BMW terbang sampai 120 kilometer per jam. Hanya dalam sepuluh menit saya akan segera tiba di rumah. Tapi, di ujung itu saya lihat segerombolan orang. Sukar sekali menghentikan mobil. Apakah saya harus menabraknya? Pejalan kaki tidak dibenarkan berdiri di tengah jalan tol, tapi saya tidak ingin menabraknya. Saya menginjak rem, tidak langsung, karena mobil akan berguling-guling. Sedikit-sedikit saya mengerem, dan toh roda yang menggesek aspal semen itu tetap mengeluarkan bunyi Ciiiiiiitttt! Yang sering dianggap sebagai petanda betapa para pemilik mobil sangat jumawa.
Setelah berhenti, saya lihat ada sekitar 25 orang. Semuanya laki-laki.
”Buka jendela,” kata seseorang.
Saya buka jendela.
”Cina!” ”Cina!” Mereka berteriak seperti menemukan intan berlian.
Belum sempat berpikir, kaca depan BMW itu sudah hancur karena gebukan. Aduh, benarkah sebegitu bencinya orang-orang ini kepada Cina? Saya memang keturunan Cina, tapi apa salah saya dengan lahir sebagai Cina?
”Saya orang Indonesia,” kata saya dengan gemetar.
Braakk! Kap mobil digebuk. Seseorang menarik saya dengan kasar lewat jendela. Saya dilempar seperti karung dan terhempas di jalan tol.
”Sialan! Mata lu sipit begitu ngaku-ngaku orang Indonesia!” Pipi saya menempel di permukaan bergurat jalan tol. Saya melihat kaki-kaki lusuh dan berdaki yang mengenakan sandal jepit, sebagian tidak beralas kaki, hanya satu yang memakai sepatu. Kaki-kaki mereka berdaki dan penuh dengan lumpur yang sudah mengering.
”Berdiri!” Saya berdiri, hampir jatuh karena sepatu uleg saya yang tinggi. Saya melihat seseorang melongok ke dalam mobil. Membuka-buka laci dashboard, lantas mengambil tas saya. Isinya ditumpahkan ke jalan. Berjatuhanlah dompet, bedak, cermin, sikat alis, sikat bulu mata, lipstik, HP, dan bekas tiket bioskop yang saya pakai nonton bersama pacar saya kemarin. Dompetnya segera diambil, uangnya langsung dibagi-bagi setengah rebutan. Sejuta rupiah uang cash amblas dalam sekejap. Tidak apa-apa. Mobil masih bisa dikendarai dengan kaca pecah, dan saya tidak perlu uang cash. Di dalam dompet ada foto pacar saya. Orang yang mengambil dompet tadi mengeluarkan foto itu, lantas mendekati saya.
”Kamu pernah sama dia?”
Saya diam saja. Apa pun maksudnya saya tidak perlu menjawabnya.
Plak! Saya ditampar. Bibir saya perih. Barangkali pecah.
”Jawab! Pernah kan? Cina-cina kan tidak punya agama!” Saya tidak perlu menjawab.
Bug! Saya ditempeleng sampai jatuh.
Seseorang yang lain ikut melongok foto itu.
”Huh! Pacarnya orang Jawa!” Saya teringat pacar saya. Saya tidak pernah peduli dia Jawa atau Cina, saya cuma tahu cinta.
”Periksa! Masih perawan atau tidak dia!” Tangan saya secara refleks bergerak memegang rok span saya, tapi tangan saya tidak bisa bergerak. Ternyata sudah ada dua orang yang masing-masing memegangi tangan kanan dan tangan kiri saya. Terasa rok saya ditarik. Saya menyepak-nyepak. Lagi-lagi dua pasang tangan menangkap kedua kaki saya.
”Aaaahhh! Tolongngng!” Saya menjerit. Mulut saya dibungkam telapak kaki berdaki. Wajah orang yang menginjak mulut saya itu nampak dingin sekali. Berpuluh-puluh tangan menggerayangi dan meremas-remas tubuh saya.
”Diem lu Cina!” Rok saya sudah lolos….
***
Wanita itu menangis. Mestinya aku terharu. Mestinya. Setidaknya aku bisa terharu kalau membaca roman picisan yang dijual di pinggir jalan. Tapi, menjadi terharu tidak baik untuk seorang petugas seperti aku. Aku harus mencatat dengan rinci, objektif, deskriptif, masih ditambah mencari tahu jangan-jangan ada maksud lain di belakangnya. Aku tidak boleh langsung percaya, aku harus curiga, sibuk menduga kemungkinan, sibuk menjebak, memancing, dan membuatnya lelah supaya cepat mengaku apa maksudnya yang sebenarnya. Jangan terlalu cepat percaya kepada perasaan. Perasaan bisa menipu. Perasaan itu subjektif. Sedangkan aku bukan subjek di sini. Aku cuma alat. Aku cuma robot. Taik kucing dengan hati nurani. Aku hanya petugas yang membuat laporan, dan sebuah laporan harus sangat terinci bukan?
”Setelah celana dalam kamu dicopot, apa yang terjadi?”
Dia menangis lagi. Tapi masih bercerita dengan terputus-putus. Ternyata susah sekali menyambung-nyambung cerita wanita ini. Bukan hanya menangis. Kadang-kadang dia pingsan. Apa boleh buat, aku harus terus bertanya.
”Saya harus tahu apa yang terjadi setelah celana dalam dicopot, kalau kamu tidak bilang, apa yang harus saya tulis dalam laporan?”
***
Saya tidak tahu berapa lama saya pingsan. Waktu saya membuka mata, saya hanya melihat bintang-bintang. Di tengah semesta yang begini luas, siapa yang peduli kepada nasib saya? Saya masih terkapar di jalan tol. Angin malam yang basah bertiup membawa bau sangit. Saya menengok dan melihat BMW saya sudah terbakar. Rasanya baru sekarang saya melihat api dengan keindahan yang hanya mewakili bencana. Isi tas saya masih berantakan seperti semula. Saya melihat lampu HP saya berkedip-kedip cepat, tanda ada seseorang meninggalkan pesan.
Saya mau beranjak, tapi tiba-tiba selangkangan saya terasa sangat perih. Bagaikan ada tombak dihunjamkan di antara kedua paha saya. O, betapa pedihnya hati saya tidak bisa saya ungkapkan. Saya tidak punya kata-kata untuk itu. Saya tidak punya bahasa. Saya hanya tahu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk urusan bisnis. Kata orang, bahasa Cina sangat kaya dalam hal menggambarkan perasaan, tapi saya tidak bisa bahasa Cina sama sekali dari dialek manapun, kecuali yang ada hubungannya dengan harga-harga. Saya cuma seorang wanita Cina yang lahir di Jakarta dan sejak kecil tenggelam dalam urusan dagang. Saya bukan ahli bahasa, bukan pula penyair. Saya tidak tahu apakah di dalam kamus besar Bahasa Indonesia ada kata yang bisa mengungkapkan rasa sakit, rasa terhina, rasa pahit, dan rasa terlecehkan yang dialami seorang wanita yang diperkosa bergiliran oleh banyak orang –karena dia seorang wanita Cina. Sedangkan pacar saya saja begitu hati-hati bahkan hanya untuk mencium bibir saya. Selangkangan saya sakit, tapi saya tahu itu akan segera sembuh. Luka hati saya, apakah harus saya bawa sampai mati? Siapakah kiranya yang akan membela kami? Benarkah kami dilahirkan hanya untuk dibenci?
Saya tidak bisa bergerak sampai seorang ibu tua datang terbungkuk-bungkuk. Dia segera menutupi tubuh saya dengan kain.
”Maafkan anak-anak kami,” katanya, ”mereka memang benci dengan Cina.”
Saya tidak sempat memikirkan arti kalimat itu. Saya bungkus tubuh saya dengan kain, dan tertatih-tatih menuju tempat di mana isi tas saya berserakan. Saya ambil HP saya, dan saya dengar pesan Papa: ”Kalau kamu dengar pesan ini, mudah-mudahan kamu sudah sampai di Hong Kong, Sydney, atau paling tidak Singapore. Tabahkanlah hatimu Clara. Kedua adikmu, Monica dan Sinta, telah dilempar ke dalam api setelah diperkosa. Mama juga diperkosa, lantas bunuh diri, melompat dari lantai empat. Barangkali Papa akan menyusul juga. Papa tidak tahu apakah hidup ini masih berguna. Rasanya Papa ingin mati saja.”
***
Dia menangis lagi. Tanpa airmata. Kemudian pingsan. Kudiamkan saja dia tergeletak di kursi. Ia hanya mengenakan kain. Seorang ibu tua yang rumahnya berada di kampung di tepi jalan tol telah menolongnya. ”Dia terkapar telanjang di tepi jalan,” kata ibu tua itu. Aku sudah melaporkan soal ini kepada pimpinanku. Lewat telepon dia berteriak, ”Satu lagi! Hari ini banyak sekali perkara beginian.
Tahan dia di situ. Jangan sampai ada yang tahu. Terutama jangan sampai ketahuan wartawan dan LSM!” Pesuruh kantor membaukan PPO ke hidungnya. Matanya melek kembali.
”Jadi kamu mau bilang kamu itu diperkosa?”
Dia menatapku.
”Padahal kamu bilang tadi, kamu langsung pingsan setelah … apa itu … rok kamu dicopot?”
Dia menatapku dengan wajah tak percaya.
”Bagaimana bisa dibuktikan bahwa banyak orang memperkosa kamu?”
Kulihat di matanya suatu perasaan yang tidak mungkin dibahasakan. Bibirnya menganga. Memang pecah karena terpukul. Tapi itu bukan berarti wanita ini tidak menarik. Pastilah dia seorang wanita yang kaya. Mobilnya saja BMW. Seorang wanita eksekutif. Aku juga ingin kaya, tapi meskipun sudah memeras dan menerima sogokan di sana-sini, tetap begini-begini saja dan tidak pernah bisa kaya. Naik BMW saja aku belum pernah. Aku memang punya sentimen kepada orang-orang kaya –apalagi kalau dia Cina. Aku benci sekali. Yeah. Kainnya melorot, dan tampaklah bahunya yang putih….
”Jangan terlalu mudah menyebarkan isyu diperkosa. Perkosaan itu paling sulit dibuktikan. Salah-salah kamu dianggap menyebarkan fitnah.”
Di matanya kemarahan terpancar sekejap. Bahwa dia punya nyali untuk bercerita, memang menunjukkan dia wanita yang tegar.
”Saya mau pulang,” ia berdiri. Ia hanya mengenakan kain yang menggantung di bahu. Kain itu panjangnya tanggung, kakinya yang begitu putih dan mulus nampak telanjang.
”Kamu tidur saja di situ. Di luar masih rusuh, toko-toko dibakar, dan banyak perempuan Cina diperkosa.”
”Tidak, saya mau pulang.”
”Siapa mau mengantar kamu dalam kerusuhan begini. Apa kamu mau pulang jalan kaki seperti itu? Sedangkan pos polisi saja di mana-mana dibakar.”
Dia diam saja.
”Tidur di situ,” kutunjuk sebuah bangku panjang, ”besok pagi kamu boleh pulang.”
Kulihat dia melangkah ke sana. Dalam cahaya lampu, lekuk tubuhnya nampak menerawang. Dia sungguh-sungguh cantik dan menarik, meskipun rambutnya dicat warna merah. Rasanya aku juga ingin memperkosanya. Sudah kubilang tadi, barangkali aku seorang anjing, barangkali aku seorang babi — tapi aku mengenakan seragam. Kau tidak akan pernah tahu siapa diriku sebenarnya. Masalahnya: menurut ilmu hewan, katanya binatang pun tidak pernah memperkosa.
Tentu saja tentang yang satu ini tidak perlu kulaporkan kepada pimpinan. Hanya kepadamu aku bisa bercerita dengan jujur, tapi dengan catatan — semua ini rahasia. Jadi, jangan bilang-bilang.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com